KOMPAS.com – Pengguna gadget pasti sudah familiar dengan istilah “kamera periskop” yang kerap hadir di ponsel kelas atas. Salah satu contoh terbaru adalah iPhone 15 Pro Max yang untuk pertama kalinya menghadirkan kamera periskop di ponsel Apple.
Kamera periskop memungkinkan pengguna gadget membidik obyek-obyek yang berada di kejauhan agar seolah tampak lebih dekat. Kemampuannya dalam hal ini melebihi kamera telephoto yang umumnya terdapat pada ponsel.
Sebenarnya apa itu kamera periskop dan cara kerjanya? Simak penjelasannya di bawah, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Android Authority, Senin (20/11/2023).
Telephoto vs periskop, bukan zoom
Kamera periskop sebenarnya merupakan jenis telephoto, alias kamera dengan lensa yang memiliki focal length panjang sehingga bidang pandangnya sempit dan mampu membuat obyek di kejauhan tampak dekat.
Bedanya, kamera periskop memiliki focal length jauh lebih panjang dibandingkan lensa telephoto biasa yang umumnya terdapat di ponsel.
Focal length kamera periskop bisa mencapai 250 mm (ekuivalen full-frame), atau 10x lebih besar dibandingkan focal length kamera utama ponsel yang biasanya berada di kisaran 23-28 mm.
Sementara, kamera telephoto reguler biasanya memiliki focal length di kisaran 50 mm atau 2x dibanding kamera utama, hingga 80 mm atau 3x dibanding kamera utama.
Dari perbandingan focal length dengan kamera utama itulah asal muasal tingkat “zoom” 2/3x untuk kamera telephoto biasa dan hingga 10x untuk kamera periskop.
Perlu dicatat bahwa istilah “zoom” di sini sebenarnya salah kaprah karena semua lensa di kamera ponsel merupakan jenis fixed alias memiliki focal length tetap, tidak bisa diubah.
Kalaupun ada tingkat zoom perantara, mekanisme zooming dilakukan dengan pembesaran digital, bukan dengan zoom mekanik di lensa.
Sedangkan, lensa zoom sebenarnya adalah lensa dengan focal length yang bisa diganti-ganti. Salah satu contohnya di dunia ponsel adalah Galaxy K Zoom dari Samsung yang dirilis pada 2014.
Galaxy K Zoom dibekali kamera dengan lensa zoom sungguhan dengan focal length yang bisa diubah dari sudut pandang wide 24mm hingga telephoto 240mm, atau memiliki zoom optis sebesar 10x. Cara kerjanya mirip kamera saku.
Mekanisme lensa periskop
Lalu, bagaimana cara kerja kamera periskop? Sebelumnya kita bahas dulu alasan dibuatnya kamera dengan lensa jenis ini. Kamera periskop bertujuan menambah kemampuan ponsel agar mampu membidik obyek-obyek di jarak yang jauh.
Sebelum kamera periskop mulai diterapkan, ponsel-ponsel hanya memiliki tingkat “zoom optis” telephoto paling banter 3x. Dengan kamera periskop, angkanya bisa meningkat hingga 10x, bahkan hingga 100x menggunakan pembesaran digital.
Masalahnya, lensa telephoto dengan focal length sebesar itu (200 mm atau lebih) memiliki ukuran fisik yang panjang, seperti bisa dilihat pada Galaxy K Zoom dalam gambar di atas. Lensanya harus menonjol keluar dari bodi ponsel sehingga tidak praktis.
Lantas dibuatlah solusi berupa mekanisme periskop. Lensa tidak dipasang secara tegak lurus seperti biasanya untuk kamera, melainkan secara menyamping dalam bodi ponsel.
Cahaya dibelokkan dengan memakai prisma atau cermin sehingga bisa terarah ke sensor penangkap gambar, yang peletakannya juga diubah jadi vertikal atau tegak lurus terhadap bodi ponsel.
Dari sinilah asal nama “Periskop”, karena mekanismenya serupa dengan periskop di kapal selam yang juga menggunakan rangkaian cermin atau prisma untuk membelokkan arah cahaya.
Bedanya, periskop kapal selam digunakan agar penumpangnya bisa melihat kondisi di permukaan selagi berada di bawah air, sedangkan lensa periskop dipakai supaya sensor kamera di ponsel bisa melihat ke depan dari arah menyamping.
Beberapa ponsel memiliki kamera periskop dengan desain berbeda, misalnya kamera “tetraprisma” di iPhone 15 Pro Max. Prinsipnya sendiri tetap sama, yakni membelokkan cahaya dengan prisma. Hanya saja, ruang yang dibutuhkan lebih kecil.
Video singkat dari Samsung di link ini bisa memberikan ilustrasi visual mengenai cara kerja kamera periskop.
Kelebihan dan kekurangan kamera periskop
Dibandingkan kamera telephoto standar dengan konstruksi lensa yang ukuran fisiknya dibatasi agar tidak menonjol, kamera periskop menawarkan kelebihan berupa focal length yang jauh lebih panjang.
Perbedaannya bisa dilihat di ponsel-ponsel yang memiliki dua kamera telephoto sekaligus, misalnya Samsung Galaxy S23 Ultra dengan kamera telephoto 3x (focal length 70 mm, ekuivalen full-frame) dan kamera periskop 10x (230 mm).
Walhasil, kamera periskop mampu membidik obyek-obyek di jarak yang lebih jauh dibandingkan kamera telephoto konvensional di ponsel. Apalagi jika ditambah dengan pembesaran digital, hingga detil permukaan bulan pun bisa dijepret.
Kekurangannya, kamera periskop biasanya memiliki sensor gambar berukuran kecil dan bukaan lensa (aperture) yang kecil pula untuk meringkaskan ukuran keseluruhannya sambil menghadirkan focal length panjang.
Sebab, semakin besar sensor yang digunakan dan/ atau semakin besar bukan lensanya, maka rangkaian lensa yang diperlukan semakin besar sehingga bisa-bisa tidak muat di dalam bodi ponsel.
Lensa periskop pun biasanya keteteran saat digunakan di kondisi low-light seperti malam hari lantaran ukuran sensor dan bukaan lensa yang kecil. Lensa telephoto konvensional biasanya jauh lebih baik di situasi kurang cahaya karena bukaan lensanya lebih besar.
Ambillah contoh dua kamera telephoto Galaxy S23 Ultra tadi. Kamera periskop 10x ponsel ini memiliki aperture hanya f/ 4.9, sementara kamera telephoto 3x punya bukaan jauh lebih besar, yakni f/2.4.
Dengan kata lain, terdapat perbedaan 2-stop (f/2.4 ke f/4.9). Berarti kamera telephoto konvensional mendapatkan cahaya 4 kali lebih banyak (2 stop) dibandingkan kamera periskop. Kinerja fokus dan kualitas gambar kamera telephoto konvensional pun lebih baik di low-light.
Tidak semua kamera periskop memiliki aperture kecil. Kamera periskop di ponsel Oppo Find X6 Pro, misalnya, berbukaan f/2.6 atau sebanding dengan kamera telephoto konvensional. Sensor gambarnya juga berukuran lebih besar dibanding kamera ponsel pada umumnya.
Komprominya, kamera periskop di Oppo Find X6 Pro hanya memiliki focal length 65 mm (ekuivalen FF) atau dengan kata lain memiliki tingkat “zoom” sekitar 3x dibanding kamera utama (23 mm), jauh lebih pendek dari lensa periskop di ponsel lain pada umumnya.
Kamera periskop dengan jangkauan jauh akan memiliki sensor dan bukaan lensa kecil. Karena itu, idealnya dipakai dalam kondisi di mana terdapat banyak cahaya seperti di luar ruangan agar hasil gambarnya maksimal.
Apabila cahaya kurang, Anda bisa beralih memakai kamera telephoto yang berbukaan lebih lebar, atau kamera utama yang biasanya memiliki aperture terlebar dan zoom digitalnya masih menghasilkan kualitas cukup bagus asalkan tak terlalu jauh.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
#Apa #Itu #Kamera #Periskop #dan #Cara #Kerjanya #Halaman
Klik disini untuk lihat artikel asli
Discussion about this post