Impian Elon Musk rupanya tinggal selangkah lagi terwujudkan. Impian Elon Musk sang bilioner mulai terjawab ketika dirinya mengabarkan kepada pemerintah Indonesia tentang niat baiknya membangun pabrik di Indonesia.
Dikabarkan oleh Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Septian Hario Seto, Elon Musk founder Tesla akan membangun pabrik baterai mobil listrik di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah.
Mengapa Elon Musk sampai hati ingin membangun pabrik baterai mobil listrik di Indonesia?
Hal ini dikarenakan Indonesia rupanya memiliki cadangan nikel terbesar di dunia. Menurut Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yunus Saefulhak, cadangan nikel Indonesia mencapai 1,08 miliar ton dan dapat bertahan sekitar 9 tahun. Sedangkan cadangan nikel Indonesia diprediksikan mencapai 4,5 miliar ton hingga produksi 39 tahun ke depan.
Nikel yang dahulunya tidak digubris sama sekali, kini menjadi perhatian tak hanya di Indonesia namun seluruh dunia.
Menurut CEO PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Alexander Barus, lima tahun sebelumnya komoditas nikel memang belum gemilang. Namun, mulai tahun ini hingga 2025, harga nikel akan menyentuh US$25.000 per ton. Dan, 2030 diprediksikan dapat mendekati US$30.000 metrik per ton.
Alexander Barus mengingatkan, bahwa komoditas nikel harus dijaga dengan baik. Karena kedepan permintaan nikel akan semakin meroket seiring tingginya produksi mobil listrik.
Oleh sebab itu, pemerintah melakukan kebijakan menghentikan ekspor bijih nikel. Pelarangan ekspor bijih nikel ini dimaksudkan untuk mendorong smelter untuk memproduksi produk olahan nikel dengan nilai tambah. Contohnya seperti nikel yang diolah menjadi stainless steel slab dan bahan baku baterai lithium. Dengan penambahan nilai tambah, maka nantinya akan menambah jumlah pendapatan.
Pimpinan kawasan industri smelter nikel di Morowali, Sulawesi Tengah, mengatakan pembangunan smelter nikel ini telah memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar, seperti meningkatkan aktivitas perekonomian warga setempat.
CEO PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Alexander Barus menyebut keberadaan smelter membuat masyarakat beralih profesi menjadi pedagang dan menciptakan bisnis kos-kosan atau rumah tinggal. Bahkan, lanjutnya, kini kawasan industri Morowali ini menyebabkan kemacetan pada pagi dan siang hari di area sekitar.
Discussion about this post